Senin, 12 Juli 2010

Rapor sekarang Tidak ada Ranking ??

Pertanyaan yang lugas dari tetanggaku sewaktu saya jelaskan bahwa rapor sekarang sudah berganti nama denga LHBS ( Laporan Hasil Belajar Siswa ) . Ternyata banyak sekali istilah dalam pendidikan yang tidak mereka kenal semisal SSN, RSBI , UASBN , UN . KBK. KTSP dan yang paling heboh di bahas dipertemuan PKK ibu ibu di RW ku kapan hari adalah LHBS ( kebetulan waktu bersamaan penerimaan Hasil Belajar dan Kenaikan kelas )
Apakah perbedaan LHBS dan Rapor ?
LHBS mulai dikenalkan sejak di Indonesia pada tahun 2004 menerapkan kurikulum ujicoba KBK ( Kurikulum Berbasis Kompetensi ) dan pada saat ini Kurikulum jadi (maksudnya bukan uji coba lagi ) di beri nama KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ). Esensial dari kedua kurikulum ini adalah target pencapaian hasil belajar siswa bukan hanya hapal dan paham materi tetapi kompetensi siswa . Association K.U. Leuven mendefinisikan kompetensi adalah peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.
Jadi sejak tahun 2004 target anak berhasil dalam pembelajaran di kelas tidak hanya dari aspek pengetahuan tetapi juga pada aspek sikap da ketrampilan . Dengan demikian nilai yang ada dalam LHBS mencakup 3 aspek itu sedang pada Rapor hanya dari pencapaian aspek pengetahuan (artinya tuntutannya siswa bisa hapal dan paham materi apa yg dipelajari .
Kemudian dari target penilaian akan berbeeda pula , acuan penilaian yang ada di rapor menggunakan PAN (penilaian Acuan Norma ) artinya nilai siswa dibandingkan dengan nilai siswa yang lain dalam kelompoknya . Maka pada Rapor dilengkapi Rangking, tujuannya untuk mengtahui posisi siswa dalam kelompoknya
Sedang Pada LHBS acuan penilaian adalah PAK (penilaian acuan Kriteria), artinya siswa dinilai sesuai kemampuan / kompetensi standar siswa yang ada di kelas itu . Untuk itulah setiap guru perlu menentukan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) . Maka di LHBS ada kolom KKM pada setipa mata pelajaran . Sampai pada penjelasan ini ibu2 mulai ribut lagi karena mereka membandingkan KKM dengan KKN ( wah….!, saya tambah semangat untuk menjelaskannya lagi )
Terus apa guna nya KKM ? KKM tiap mata pelajaran boleh berbeda tergantung kemampuan siwa di kelas itu . jadi setiap sekolah KKM juga beda? Ada yang bertanya . “ pasti “jawab saya, sekolah yang siswa nya pandai maka KKM nya akan lebih tinggi . KKM ideal yang di targetkan di Indonesia adlah 75 papar saya . Mereka berdiskusi lagi terutama yang KKM di LHBS anaknya di bawah 75 ( terutama yang mereka debatkan pada mata pelajaran IPA , Math dan Bhs Inggris )
Waktu ibu2 saya pancing , apakah di LHBS ada rangkingnya , mereka bilang tidak ada . Kenapa rankingnya tidak ada ? ada yang menjawab “karena KKM tiap mapel berbeda maka ngrankingnya pasti susah” ( saya geli mendengar jawaban ini , ternyata mereka pinter juga he he )
Nah besuk , kita tidak perlu menanyakan anak kita rangking berapa Pesan saya . Untuk mengetahui apakah nilai anak kita sudah berhasil atau belum bandingkankan saja dengan KKM d LHBS itu . jika sudah mencapai KKM yang menjadi target tiap mata pelajaran berarti anak kita sudah berhasil begitu juga sebaliknya . Selain itu KKM ini juga digunakan sebagi Kriteria kenaikan kelas . Kriteria ideal di Indonesia jika adad siswa nilai yang kurang dari KKM lebih dari 3 mapel maka siswa tidak berhak naik kelas . Inilah pentingnya KKM ibu ibu .
Sampai pada penjelasan ini ada ibu yang bertanya lagi ” jika pencapaian nilai ditentukan dari KKM yang di tentukan oleh sekolah , mengapa di ujian Nasional KKMnya ditentukan Pemerintah ?” Bersamaan dengan itu waktu sudah mendekati magrib . Jika saya jelaskan lagi tentang Ujian Nasional pada sore itu pasti sampai isya pertemuan PKK belum selesai . Akhirnya saya jawab dengan singkat “karena ujiannya yang mengadakan Pemerintah “ dan Alhamdulilah tidak ada yang bertanya lagi (meskipun saya tidak yakin apakah mereka setuju dengan jawaban saya atau karena keburu pengin pulang karena sudah mau magrib )
(Diskusi di suatu sore yang indah , bersyukur saya jadi guru sehingga sedikit bisa membantu mereka memahami dunia pendidikan ).

Tidak ada komentar: